NAMA : DESY PERMATA SARI
KELAS : 3EA28
NPM : 1A213310
MATAKULIAH : PERILAKU KONSUMEN
2. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
Kotler dan
Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan
proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana
konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian.
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
A. Model Proses Pengambilan Keputusan
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:
- Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum.
- Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
- Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
- Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
- Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
- Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Model Preskriptif
dan Deskriptif
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
- Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
- Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
- Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
B. Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Para ahli
telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
- Pengenalan masalah.
- Pencarian informasi.
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
Sumber
pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
Sumber
komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
Sumber
publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
Sumber pengalaman:
penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
- Evaluasi alternatif.
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang
relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas
merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi
selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.
- Keputusan pembelian.
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan
situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian
termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian,
konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek,
keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode
pembayaran.
- Perilaku pasca pembelian.
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan
pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya
adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.
Untuk lebih
jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima tahap tersebut
disajikan dalam gambar di bawah ini :
C. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
- Proses Keputusan Membeli
Menurut Kotler ( 2000 : 168 ) terdapat 5 peran yang dapat
dimainkan setiap individi di dalam keputusan pembelian, yaitu:
· Pencetus, yaitu seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan
untuk membeli produk dan jasa.
· Pemberi pengaruh, yaitu seorang dengan pandangan atau saran yang
mempengaruhi keputusan.
· Pengambil keputusan, yaitu seseorang yang memutuskan setiap
komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli,
bagaimana membeli dan dimanakah membeli.
· Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
· Pemakai, yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau mengunakan produk
atau jasa yang bersangkutan.
Menurut Kotler (2000 : 171) terdapat lima tahapan bagi konsumen
dalam membuat keputusan pembelian yaitu :
A.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian
dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan
perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan
tersebut dapat berasal dari rangsangan internal atau eksternal.
B.
Pencari Informasi
Seorang konsumen yang
mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari informasi lebih lanjut. Sumber
informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu:
·
Sumber pribadi: Keluarga. teman, tetangga, kenalan
·
Sumber komersial: Iklan, wiranaga, penyalur, kemasan. Pajangan
·
Sumber publik: Media massa, organisasi konsumen
·
Sumber pengalaman: Penanganan, Pengkajian dan Pemakaian produk
·
Sumber‐sumber ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda‐beda sesuai dengan.jenis produk dan karakteristik pembeli.
C.
Evaluasi Alternatif
Konsumen membentuk
penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep
dasar untuk memahami proses evaluasi. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan
ini. Konsumen memiliki sikap yang berbeda dalam memandang atribut‐atribut yang dianggap relevan dan penting.
D.
Keputusan Pembelian
Setelah mengadakan
penilaian terhadap merek‐merek yang ada, maka selanjutnya konsumen akan membentuk suatu
niat untuk membeii, namun terdapat dua faktor yang berbeda diantara niat
pembelian dengan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang,
tergantung atas pendirian orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen
dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Sedangkan faktor kedua
adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul clan
mengubah niat pembelian. Dalam menjalankan niat pembelian, konsumen dapat
membuat lima sub‐keputusan yaitu
keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
E.
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu
produk, akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. .Jika produk lebih
rendah daripada harapan pembeli, maka pembeli akan kecewa. Jika kinerja produk
sesuai harapan pembeli, maka pembeli akan, merasa puas. Hal ini akan membedakan
apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal‐hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk
tersebut pada orang lain. Kepuasan dan ketidak puasan konsumen dengan produk
yang dibeli akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Apabila konsumen puas,
maka akan memperlihatkan peluang, pembeli yang lebih tinggi. Namun jika tidak
puas konsumen kemungkinan akan melakukan salah satu tindakan seperti
meninggalkan produk, mengembalikan produk, mencari informasi lebih lanjut untuk
mempertegas nilai guna produk tersebut, menyampaikan keluhan pada perusahaan
atau mendatangi ahli hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar