Bella Swan yang diperankan oleh Kristen Stewart mempunyai ciri khas yang berbeda dengan gadis seusianya. Tak pernah bergaul dengan orang banyak dan tidak peduli dengan hal yang berbau fashion dan trend, di SMA Arizona ( High School Arizona ). Ketika ibunya menikahi lagi dan dia pilih untuk tinggal bersama ayahnya di kota kecil Washington yang sering kali hujan, dia tidak berharap banyak perubahan.Akan tetapi hal berganti ketika dia bertemu seorang pria misterius, pria ini terus menerus ada dlm fikiran bella ,bella merasa setiap tidur dan mimpinya selalu ada dia dan lama. Kelamaan mempesona hatinya yakni Edward Cullen yang diperankan oleh Robert Pattinson.
Karena Edward berbeda dengan pria lain yang pernah dia jumpai dan tidak ada yang pernah sama, mungkin Edward adalah seorang pria yang cerdas, pintar dan lucu. Dan sorot matanya yang tajam bisa melihat sesuatu hal yang berbeda didalam jiwa Bella. Hum … Lirikan adward yang misterius membuat bella semakin penasaran dengan edward ,
Bella ingin mengetahui lebih dalam tentang sosok seorang edward
Tak lama kemudian, mereka dipertemukan dan Fallin In Love seperti Romeo and Juliet mungkin si Edward benar – benar berbeda dengan pria lainya. Dia bisa berlari lebih cepat, menghentikan mobil yang bergerak dengan tangan kosong Dan dia abadi. Lihat saja, dengan kelahiran sejak tahun 1918 tidak bertambah tua sedikitpun. Dan tentu saja, dia adalah seorang Vampir.dan tidak meminum darah .Bisa diartikan mereka vegetarian untuk istilah kita ( tidak memakan daging ). Mereka hanya membunuh hewan dan meminum darahnya.
Bagi Edward kedatangan Bella sudah dia tunggu sejak 90 tahun yang lalu sebagai pasangan sejatinya ( soulmate ). Tetapi ketika kedekatan relationship antara mereka banyak diketahui olh beberapa pihak ,, banyak hambatan-hambatan yang terjadi , selain mereka berbeda jenis manusia dan vampir , tetapi mereka tetap mempertahankan hubungan mereka. Bella memilikih musuh tetap yaitu victoria (vampir jahat), mau tau lebih lengkapnya ,,nnton fil twilight saga yg 1 ya ato ga baca novelnya lebih seru \(^▿^)/
Kamis, 31 Maret 2011
cinta-cintaan
Cinta bisa tumbuh karna perkenalan , cinta bisa bersemi karena perhatian
Cinta bisa bertahan karna kesetiaan dan cinta bisa gugur karena kebohongan
Cinta bisa mati karna ketidakpercayaan . . .
Cinta bisa bertahan karna kesetiaan dan cinta bisa gugur karena kebohongan
Cinta bisa mati karna ketidakpercayaan . . .
Minggu, 27 Maret 2011
tugas komunikasi dalam pertemuan dan rapat (desy permata sari)
TUGAS SOFTSKILL KOMUNIKASI BISNIS
NAMA : DESY PERMATA SARI
KELAS : 2DD04
NPM : 34209893
KOMUNIKASI DALAM PERTEMUAN DAN RAPAT
A. Pertemuan
Dalam dunia usaha diperlukan penyusunan perencanaan, pengorganisasian, kegiatan pelaksanaan kegiatan dan pengawasan yang harus tersusun dengan baik. Untuk itu diperlukan forum yang berwenang untuk menyusunnya, dengan mempertemukan gagasan, ide, pendapat, saran yang dapat dijadikan bahan dasar untuk menyusun perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan.
Pertemuan dalam dunia usaha atau bisnis dapat dilakukan antara pimpinan dengan stafnya, dan dapat dilakukan diantara staf sendiri untuk menyusun usulan atau bahkan pertemuan pleno yang diikuti oleh semua unsur yang ada. Namun pertemuan tersebut tidak dimaksudkan untuk membuat keputusan melainkan hanya untuk mengumpulkan pendapat. Maka komunikasi yang dilakukan dalam pertemuan harus dalam keadaan yang bebas yang terpimpin.Untuk itu diperlukan kesimpulan bukan membuat keputusan.
B. Bentuk-bentuk Pertemuan
Adapun bentuk pertemuan seperti dibawah ini
1. Sidang
2. Forum
3. Kongres
4. Konperensi
5. Simposium
6. Lobbying
7. Diskusi Panel
Secara singkat dapat dikatakan bahwa rapat, adalah pertemuan para anggota organisasi/ perusahaan [para staf pegawai] untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan organisasi/ kantor/ perusahaan. Rapat merupakan pertemuan yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan. Untuk menyelenggarakan rapat perlu diperhatikan hala-hal sebagai berikut :
• Undangan rapat yang singkat dan jelas mengenai hari, tanggal, waktu, tempat rapat, acara rapat.
• Pengaturan ruang rapat, sesuai dengan kebutuhan rapat.
• Perlengkapan rapat, disesuaikan dengan jumlah peserta rapat dan luas ruang rapat.
• Undangan rapat yang singkat dan jelas mengenai hari, tanggal, waktu, tempat rapat, acara rapat.
• Pengaturan ruang rapat, sesuai dengan kebutuhan rapat.
• Perlengkapan rapat, disesuaikan dengan jumlah peserta rapat dan luas ruang rapat.
Dalam pelaksanaan rapat perlu diperhatikan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk rapat, siapa yang memimpin rapat, notulis, peserta rapat. Bagian terpenting dalam rapat adalah pengambilan keputusan yang dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat, bila tidak dapat dicapai dapat ditempuh dengan cara pengambilan suara terbanyak. Konsekuensinya bagi peserta rapat yang kalah suara harus tetap bertanggang jawab dan melaksanakan keputusan tersebut secara ikhlas
Macam-Macam Rapat
Rapat dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada segi peninjauannya.
1. Menurut tujuannya, rapat dapat dibedakan menjadi :
a) Rapat penjelasan, ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para anggota, tentang kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi, tentang prosedur kerja atau tata-cara kerja baru, untuk mendapat keseragaman kerja.
b) Rapat pemecahan masalah bertujuan untuk mencari pemecahan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi. Suatu masalah dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah-masalah lain, saling mengait. Masalah itu demikian sulitnya, demikian ruwetnya karena keputusan yang akan diambil akan mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang lain.
c) Rapat perundingan, yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan kedua belah pihak.
2. Menurut sifatnya rapat dibedakan menjadi :
a) Rapat Formal, yaitu rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut ketentuan yang berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan.
b) Rapat Informal, yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan formal, dan dapat terjadi setiap saat, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja. Rapat informal dapat juga terjadi secara kebetulan, dimana para pesertanya bertemu secara kebetulan, dan kemudian membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan bersama.
c) Rapat Terbuka, yaitu rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
d) Rapat Tertutup, yaitu rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang masih bersifat rahasia.
3. Menurut jangka waktunya, rapat dapat dibedakan menjadi :
a) Rapat mingguan, yaitu rapat yang diadakan sekali seminggu. Membahas masalah-masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh masing-masing manajer.
b) Rapat bulanan, rapat yang diadakan sebulan sekali, setiap akhir bulan, untuk membahas hal-hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan yang lalu. Misalnya, membahas rugi laba bulan yanglalu.
c) Rapat semesteran, yaitu rapat yang diadakan sekali setiap semester [enam bulan], yangbertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja sama enam bulan yang lalu, dan mengambil langkah-langkah selanjutnya, jangka waktu enam bulan berikutnya.
d) Rapat tahunan, yaitu rapat yang diadakan sekali setahun misalnya, rapat Dewan Komisaris,rapat umum pemegang saham.
4. Menurut frekuensinya, dapat dibedakan menjadi :
a) Rapat rutin, rapat yang sudah ditentukan waktunya [mingguan, bulanan, tahunan]
b) Rapat insidental, yaitu rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah yang dihadapi. Biasanya rapat diadakan apabila masalah yang dihadapi itu merupakan masalah yang sangat urgen, yang harus segera dipecahkan. Selain kita mengenal berbagai macam rapat seperti yang telah diutarakan di atas, kita masih mengenal satu jenis rapat yaitu yang dinamakan rapat kerja. Istilah-istilah lain yang mempunyai pengertian yang sama, ialah rapat dinas, musyawarh kerja.
Rapat kerja ialah pertemuan para karyawan/ pemimpin yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi. Suatu rapat atau pertemuan dapat disebut sebagai rapat kerja apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya tujuan pertemuan itu,
2. Adanya pimpinan dan kelompok peserta dalam pertemuan atau rapat itu.
3. Adanya tukar menukar pendapat di antara para peserta rapat,
4. Tidak ada pidato-pidato
Terlepas dari istilah yang dipergunakan, apakah itu dinamakan rapat kerja atau rapat dinas atau istilah lain, suatu pertemuan dikatakan rapat apabila :
1. Dalam pertemuan itu dibicarakan suatu masalah yang berhubungan dengan tujuan organisasi, dan harus dipecahkan secara musyawarah.
2. Setiap peserta harus berpartisipasi aktif
3. Pembicaraan harus bersifat terbuka, tidak ada prasangka atau praduga yang bersifat negative diantara para peserta.
4. Adanya unsur pemimpin dalam suatu pertemuan, yang memberikan pengarahan, bimbingan terhadap jalannya pertemuan.
Dalam rapat dan pertemuan tiap peserta hendaknya :1. Mampu berkomunikasi secara jujur, trebuka dan bertanggung jawab.
2. Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
3. Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional.
4. Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
5. Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
Setelah rapat berhasil membuat keputusan atau setelah pertemuan berhasil menyusun kesimpulan maka tindakan selanjutnya adalah mengkomunikasikan hasil tersebut kepada peserta, dan yang lebih penting adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan atau rapat tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
C. Komunikasi Dalam Pertemuan dan Rapat
Di dalam pertemuan dan rapat biasanya peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya :
1. Mampu berkomunikasi secara jujur
2. Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif
3. Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif
4. Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana
5. Mampu mengendalikan diri
D. Teknik Berbicara, Membaca dan Mendengarkan
Kemampuan berbicara bagi seseorang akan ditandai oleh seberapa jauh mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku orang yang diajak bicara. Keberhasilan orang berbicara sangat dipengaruhi oleh luasnya pengetahuan yang dimiliki, dan intelegensinya. Selain itu juga perlu diperhatikan teknik membaca. Membaca pada dasarnya adalah menyampaikan pikiran dan perasaan orang yang tulisannya sedang dibaca. Karena itu diperlukan kemampuan menangkap dan memahami maksud si penulis dan sekaligus memahami kemampuan yang mendengarkannya. Berbicara merupakan bagian terpenting dari komunikasi yang dipandang paling efektif. Disamping itu keberhasilan orang berbicara sangat dipengaruhi oleh luasnya pengetahuan yang dimilki, banyaknya pengalaman yang dimiliki dan intelegensinya. Karena berbicara sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya, akan dapat lancar bila tidak ada gangguan teknis seperti gugup, grogi dan sebagainya. Selain teknik berbicara, perlu juga diperhatikan teknik membaca. Membaca pada dasarnya adalah menyampaikan pikiran dan perasaan orang yang tulisannya sedang dibaca. Untuk itu diperlukan kemampuan lebih baik lagi daripada kemampuan berbicara, karena dibutuhkan kemampuan menangkap dan memahami isi si penulis dan sekaligus memahami kemampuan yang mendengarkannya.
Demikian halnya dengan mendengarkan, nampaknya lebih mudah namun sesungguhnya mendengarkan harus didukung olek sikap ingin tahu, sabar dan mampu mencernakan isi suara yang didengar. Untuk dapat mendengarkan dengan baik diperlukan konsentrasi dan kepekaan indera pendengaran kita. Kemampuan berkomunikasi yang paling rendah efektifitasnya adalah mendengarkan. Mendengarkan juga memerlukan objektifitasnya, maksudnya anda akan berempati ketika mendengarkan tanpa terbawa emosi
E. Menyusun Pesan
Komunikasi sangat penting dalam berorganisasi. Dalam praktek berorganisasi, komunikasi yang efektif merupakan prasyarat bagi terbinanya kerja sama yang baik demi mencapai tujuan organisasi Ada tiga unsur pokok organisasi, salah satunya adalah komunikasi, yang lain adalah tujuan organisasi serta kemauan. Beberpa informasi yang menimbulkan reaksi-reaksi negatif terhadap komunikasi adalah :
1. Informasi tidak tertangkap
2. Membuat kesalahan
3. Menunda atau menumpuk pekerjaan.
4. Penyaringan
5. Hanya menangkap garis besarnya saja.
6. Melemparkan tugas pada orang lain
7. Menghindari informasi
Keberhasilan komunikasi juga sangat ditentukan oleh dukungan, empati, keterbukaan, sikap positif dan kebersamaan antara komunikator dan komunikan. Di dalam komunikasi bisnis, kita mengedepankan masalah yang berhubungan dengan bagaimana menyusun kalimat yang efektif, memilih kata secara hati-hati, menyusun paragraf, menulis berbagai jenis surat, menulis laporan.
Jadi, kesimpulannya bahwa yang lebih penting dari semua kemampuan berbahasa itu adalah bagaimana menyusun pesan yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu disini pesan merupakan atau sebagai jantung suatu komunikasi. Ada tiga unsur pokok organisasi, salah satunya adalah komunikasi, yang lain adalah tuhuan orgnisasi seta kemauan. Peranan komunikasi dalam menciptakan dan memelihara otoritas yang obyektif di dalam organisasi adalah :
1. Seharusnya ada saluran komunikasi formal setiap anggota organisasi
2. Jalur komunikasi seharusnya langsung dan sependek mungkin
3. Garis komunikasi formal secara keseluruhan
4. Orang – orang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi
5. Setiap komunikasi harus dipisahkan
Sementara itu bahwa, komuniaksi adalah sumber hidup perusahaan dan sarana untuk mencapai serta mewujudkan sesuatu yang dikehendaki. Komunikasi cenderung lebih merupakan suatu teknik daripada suatu sikap. Oleh karena itu, waktu yang dimiliki seorang manajer hampir selalu tersita untuk hal – hal berikut ini :
1. Menyampaikan informasi atau gagasan kepada atasan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan
2. Memberika arahan ke manajer dengan berbagai informasi untuk membantu
kelancaran mereka
3. Menyampaikann beberapa informasi kepada stafnya
4. Mengatur dan menetapkan strategi
5. Menerima dan mengartikan penampilan – penampilan untuk semua orang yang
bekerja baginya
Pesan inilah mengalirkan maksud, perencanaan, motif maupun nilai-nilai dari satu individu kepada individu lain, dari kelompok manusia yang satu kepada kelompok manusia yang lain. Komunikasi tertulis ialah bisnis yang sangat penting, sebab itu adalah sumber utama dokumen. Contoh lain dari komunikasi tertulis adalah memo-memo atau pengiriman sejumlah pesan keluar perusahaan dan laporan yang dibuat untuk kepentingan didalam dan diluar perusahaan.
sumber : internet
Minggu, 13 Maret 2011
desy permata sari (34209893 ) globalisasi
South Sea Company adalah sebuah korporasi yang didirikan pada 1710 di Inggris, dengan kegiatan aneka perdagangan, termasuk perdagangan budak. Daerah tujuan perdagangannya adalah Amerika Selatan yang merupakan koloni Spanyol. Direktur South Sea Company mengumbar janji kepada para investor, bahwa mereka akan meraup “fabulous profits” berikut segunung emas dan perak.
Tertarik oleh reklame ini saham South Sea Company pun lekas laris keras, bahkan harganya naik enam kali lipat dalam setahun. Tapi apa yang terjadi berikutnya? Harga saham korporasi ini merosot terus dan akhirnya ambruk karena tiba-tiba para pembeli saham menyadari bahwa saham korporasi itu tidak bernilai. Para direktur South Sea Company ternyata punya sedikit sekali pengetahuan tentang Amerika Selatan, dan tak punya koneksi di benua itu. Bukan hanya itu, Raja Spanyol menolak memberi izin korporasi itu untuk berdagang di koloninya.
South Sea Company runtuh pada 1720. Orang-orang terkejut dan panik. Mereka menyerbu kantor korporasi itu dan menembak mati salah seorang direkturnya, John Blunt. Kerumunan orang meneruskan perjalanan ke Westminster, dan raja harus cepat-cepat kembali ke London. Para direktur South Sea Company dipanggil di depan Parlemen, didenda dan dihukum. Pada tahun 1720, Parlemen mengesahkan Bubble Act, yang memutuskan adalah sebuah tindakan kriminal mendirikan sebuah perusahaan yang “presuming to be a corporate body” (Carswell, 1960). Inilah sebuah keputusan bersejarah di Inggris dan di dunia. Mendirikan korporasi dinyatakan sebagai tindakan kriminal!
Tapi 150 tahun kemudian di Amerika Serikat, gudangnya korporasi, terjadi skandal yang identik. Sebuah korporasi besar, Enron, runtuh akibat penipuan dan korupsi. Pemegang saham beserta buruh dan pegawainya juga terhempas tak berdaya, sementara para CEO dan kawan-kawannya kabur dengan mengantongi miliaran dollar. Pemerintah Federal Amerika Serikat mengecam praktik kotor dari Enron itu dan mengeluarkan Sarbanes-Oxley Act pada 2002 untuk mengatur dan mengendalikan gerak korporasi. Hingga tahun 2004, perkara Enron ini masih belum selesai dan orang-orang menengarai bahwa Pemerintah Federal tidak serius menangani kasus yang memalukan negara Paman Sam ini.
Korporasi memang berbeda dari perusahaan biasa yang didirikan oleh sekelompok orang, entah karena hubungan kekerabatan atau karena perkawanan. Dalam korporasi, digabungkan modal dari banyak orang yang tidak kenal satu sama lain, lewat penjualan saham. Di situ dengan jelas dipisahkan antara kepemilikan (ownership) dan pengelolaan (management). Korporasi memang mempunyai keunggulan dibandingkan bentuk perusahaan lain, karena ia mampu menggalang dana yang tak terbatas dari masyarakat. Tidak heran jika “korporasi” menarik banyak pengusaha yang ingin mengadakan ekspansi dalam usahanya.
Dalam sejarahnya, korporasi bukanlah hal yang baru. Ia telah dikenal sejak abad ke-16. Pada 1564, misalnya, didirikan The Company of the Mines Royal, yang dibiayai dengan 24 helai saham yang dijual £1.200 per lembarnya. Pada 1688, di Inggris terdapat 15 korporasi dan jumlah ini terus meningkat pada abad ke-17. Pada tahun 1825, Bubble Act dicabut dan bersama dengan itu bermunculan korporasi dalam jumlah besar. Di Amerika Serikat, setelah memisahkan diri dari Inggris, antara 1781 dan 1790 jumlah korporasi meningkat 10 kali lipat, dari 33 menjadi 328.
Kendati terjadi perkembangan yang sangat pesat, ruang gerak korporasi masih terbatas. Pada umumnya, sampai abad ke-19, korporasi bergerak di bidang pembangunan rel kereta api, sebuah bidang usaha yang amat menjanjikan pada masa itu. Ini terjadi baik di Inggris maupun di Amerika Serikat. Hal ini dapat dimaklumi karena pembangunan rel kereta api membutuhkan modal amat besar yang tidak mungkin dibiayai oleh sekelompok orang saja. Pada akhir abad ke-19, korporasi mengalami mutasi yang luar biasa yang membuatnya semakin perkasa.
Pemicunya adalah persaingan antarnegara bagian di Amerika Serikat. New Jersey dan Delware mengambil langkah dramatis dengan menghilangkan berbagai restriksi pada korporasi. Misalnya, dengan dihapuskannya peraturan yang memerintahkan bisnis harus mempunyai tujuan yang didefiniskan secara sempit, hanya boleh hidup untuk jangka waktu tertentu, dan beroperasi di wilayah tertentu. Hapusnya peraturan ini membuat korporasi seakan mendapat tambahan sayap besar dengan jarak jelajah wilayah yang besar dan waktu yang tidak terbatas. Bukan hanya itu, peraturan yang mengatur merger dan akuisisi juga diperlonggar, sehingga memungkinkan terjadinya monopoli (Bakan, 2004: 13-14).
Gonjang-ganjing “Depresi Besar” (great depression) pada tahun 1930-an mendorong Presiden Franklin D. Roosevelt mengambil tindakan merantai gerak korporasi. Sebelumnya memang telah muncul ketakutan besar di antara rakyat yang menyaksikan sepak-terjang korporasi. Kebijakan New Deal memenuhi aspirasi rakyat Amerika tapi dihujat oleh para pebisnis. Meski demikian kebijakan ini berhasil bertahan selama hampir 50 tahun, sampai sekitar tahun 1980-an ketika Ronald Reagan menempuh kebijakan neoliberal, membiarkan korporasi bebas berkiprah lagi.
***
Perhatian kepada perkembangan korporasi di Inggris dan di Amerika Serikat memang tak terelakkan jika orang ingin mengetahui latar belakang historis pertumbuhan korporasi global karena di dua wilayah bumi inilah korporasi bermula dan kemudian menyebar. Perusahaan-perusahaan Inggris dan Amerika, jauh sebelum mendapat saingan serius dari perusahaan Jerman dan Jepang, berkembang menjadi besar dan kemudian ke luar dari batas wilayahnya untuk menjelma menjadi multinational corporations atau MNC.
Gejala munculnya korporasi yang multinasional ini sebenarnya sudah ada sejak Abad Pertengahan, seperti Bank Medici di Florence pada abad ke-15. Pada abad ke-16 hingga abad ke-18 dikenal adanya perusahaan dagang seperti “East India Company” baik yang berkebangsaan Inggris maupun Belanda, tak ketinggalan “Hudson’s Bay Company.” Mereka beroperasi dalam lingkungan wilayah empire dan menjalankan perdagangan ke seluruh dunia. Bahkan mereka juga giat dalam menjalankan produksi. Namun, kesemuanya itu belum diperhitungkan sebagai MNC dalam arti yang kita punyai sekarang, bukan hanya karena faktor kecepatan, tetapi juga kegiatan perdagangan mereka pada umumnya terbatas pada produk-produk mewah dan merupakan bagian kecil dari kegiatan ekonomi dunia (Held et al., 1999: 239). Sebagaimana dihitung oleh Kuznets (1967), ekspor dunia pada awal abad ke-19 itu hanya menduduki 1-2 persen dari GDP dunia. Kecuali itu dapat dianggap sebagai prototipe dari MNC (MNC di sini dipahami sebagai korporasi yang tidak hanya terlibat dalam perdagangan di seluruh dunia, tetapi juga investasi di tingkat global. Bahkan tidak hanya memiliki kekayaan (asset) di mancanegara, tetapi juga ikut masuk dalam kegiatan yang bersifat value-added di mancanegara. )
Para sejarawan sepakat bahwa MNC dalam arti di atas muncul pada akhir abad ke-19, terutama di bidang pertambangan dan pertanian. Pada masa yang dikenal dengan sebutan “Gold Standard” (1870-an sampai Perang Dunia I), muncul korporasi-korporasi yang mengumpulkan modal di dalam negeri dan menanamkannya di mancanegara. Pada tahun 1914, Inggris sebagai negara yang paling maju pada waktu itu menyumbang 45 persen dari total penanaman modal asing dunia, disusul oleh Amerika Serikat (14 persen), Jerman (14 persen), Prancis (11 persen), Belanda (5 persen) (Cohn, 2002: 325). Umat manusia kemudian terjerumus dalam dua kali perang dunia, dan sekali “depresi besar,” yang menyebabkan kegiatan bisnis internasional amat terganggu.
Tahun 1945 sering dilihat sebagai tahun pembatas, seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II. Setelah tahun ini muncul sebuah percepatan luar biasa dalam kegiatan ekonomi internasional, bertepatan dengan bangkitnya ekonomi di seluruh dunia dalam rangka ke luar dari reruntuhan perang. Kalau pada akhir abad ke-19 Inggris menjadi pemimpin dan pelopor dalam hal MNC, maka pada masa sesudah Perang Dunia II peran itu diambil alih oleh Amerika Serikat. Menurut catatan, pada tahun 1967 perusahaan-perusahaan Amerika menguasai lebih dari separo (53,8 persen) dari total penanaman modal asing dunia (Cohn, 2002: 327). Sebagian besar perusahaan Amerika bergerak di bidang pertambangan dan pertanian, terutama industri minyak.
Keunggulan Amerika Serikat tidak bertahan lama. Jerman dan Jepang yang semula mendapat bantuan dari Amerika Serikat, pada tahun 1960-an mampu bangkit dan menjadi pesaing Amerika Serikat. Kalau pada tahun 1967 Amerika Serikat masih dapat membusungkan dada karena menyumbang lebih dari separo dari aliran saham untuk penanaman modal asing, maka pada tahun-tahun berikutnya angka itu terus menyusut. Pada tahun 1980, misalnya, angka untuk Amerika Serikat turun ke 42,9 persen sementara angka untuk Jepang naik dari 0,5 persen (1960) menjadi 3,7 (1980), demikian pula Jerman dari 0,8 persen (1960) menjadi 8,4 persen (1980) (Cohn, 2003: 327).
Namun perkembangan ini masih dianggap lambat kalau dibandingkan dengan perkembangan pada tahun 1980-an. Angka rata-rata pertumbuhan penanaman modal asing adalah 14 persen per tahun, yang tercepat sejak abad ke-19. Jumlah MNC non-Amerika makin banyak yang menghimpit MNC Amerika. Diukur dengan aliran saham untuk penanaman modal asing, pada akhir tahun 1980-an, MNC Amerika cuma memberi sumbangan sebesar 25,8 persen (Cohn, 2003: 327). Pada akhir tahun 1990-an angka itu lebih kecil lagi menjadi 24,1 persen (ibid.). Memasuki abad ke-21, MNC tidak lagi bermarkas di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang, seperti Mexico, Cile, Brazil, Cina, Korea Selatan, India, Filipina.
Sementara itu ada kenaikan dramatis jumlah MNC di dunia. Pada abad ke-17 ada sekitar 500 MNC (sekurangnya dalam bentuk prototipe), pada abad ke-19 naik menjadi 1.500, memasuki abad ke-20 sudah menjadi 2.500. Pada awal Perang Dunia I (1914) terdapat 3.000, selang 55 tahun kemudian melonjak dua kali lipat menjadi 7.258. Seperti diutarakan di atas, tahun 1980-an adalah tahun suburnya MNC. Pada tahun 1988 tercatat 18.500 MNC, belum sampai 10 tahun angka itu sudah melambung menjadi 59.902. Pada tahun 2000 ada 63.000 MNC. Begitu pula dalam hal jumlah negara yang menjadi asal (home) atau penerima (host) bertambah dari 62 negara pada 1900 menjadi 220 negara pada tahun 2000 (Medard Gabel dan Henry Bruner, 2003: hlm. 3).
Apakah ini berarti bahwa MNC Amerika telah hilang dari panggung dunia? Tidak sama sekali. Pada tahun 2000, dari 500 MNC terbesar 185 di antaranya masih bermarkas di Amerika Serikat, Jepang di tempat kedua dengan 108 MNC, sementara Inggris dan Jerman masing-masing menyumbang 34 MNC dan Prancis 32 MNC (Medard Gabel dan Henry Bruner, 2003: 4-5). Kalau diukur menurut nilai aset yang dikumpulkan, MNC asal Amerika juga masih menduduki papan atas. Laporan dari Business Week (4-11 Agustus, 2003) menyebutkan, delapan dari sepuluh MNC terbesar di dunia bermarkas di Amerika Serikat, yaitu Coca-Cola, Microsoft, IBM, GE, Intel, Disney, McDonald’s, dan Marlboro. Dari seratus merek dunia, 62 di antaranya adalah dari Amerika Serikat.
***
Uraian di atas membeberkan perkembangan MNC menurut ukuran dan menurut wilayah asal usul. Bagaimana dengan perkembangan MNC menurut bidang usaha? Buku Global Inc., yang memetakan MNC di seluruh dunia membagi gerak MNC dalam tiga kelompok besar: (1) Korporasi di bidang industri, (2) Korporasi di bidang teknologi informasi, (3) Korporasi di bidang jasa. Kelompok-kelompok ini masih dapat dirinci lagi.
Korporasi di bidang industri:
Mobil
Minyak dan Petrokimia
Kimia dan Obat-obatan
Konstruksi dan Bahan Konstruksi
Hutan dan Produk Kertas
Perdagangan/konglomerat
Korporasi di bidang teknologi informasi:
Komputer dan elektronika
Piranti lunak dan internet
Telekomunikasi
Korporasi di bidang jasa:
Bank komersial
Pelayanan transportasi dan pos
Pelayanan di bidang hukum
Pelayanan di bidang makanan
Periklanan
Media dan hiburan
Konsultasi dan akuntansi
Retail
Nampak bahwa MNC telah menguasai seluruh bidang kehidupan manusia. Dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan kantor, semua dapat dipenuhi oleh MNC yang pada saat ini berjumlah sekitar 63 ribu. Kalau dirinci, maka makanan, pakaian, perumahan, obat-obatan, bahkan hiburan oleh MNC telah dimasukkan dalam cakupan operasi mereka. Begitu juga kebutuhan transportasi dan komunikasi saat ini tidak mungkin melepaskan diri dari MNC.
Namun, di samping dampak yang ditimbulkan oleh produk MNC, kehadiran MNC sendiri juga menimbulkan dampak, ekonomi, sosial, maupun politik. Sekurang-kurangnya ada tujuh wilayah yang terkena dampak MNC: (1) Gaji dan pekerjaan, (2) Pajak, (3) Teknologi, (4) Modal, (5) Kebudayaan, (6) Lingkungan dan (7) Standardisasi. Di bidang tenaga kerja, misalnya, MNC dan anak perusahaannya diduga mempekerjakan paling sedikit 90 juta orang, bahkan bisa mencapai 200 juta orang jika memperhitungkan mereka yang dipekerjakan secara tidak langsung (Medard Gabel dan Henry Bruner, 2003: hlm. 122). Meskipun diakui bahwa MNC memberi gaji yang tinggi, tempat kerja yang aman dan juga benefit yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan lokal, tapi MNC juga kerap dituduh karena mempekerjakan orang dalam sweatshops, dengan gaji yang sedemikian kecil sehingga eksploitatif.
Ambillah contoh lain, yaitu dampak pada lingkungan. Banyak MNC yang terlibat dalam kegiatan industri yang dapat mencemari lingkungan seperti pertambangan, kehutanan, listrik, dan petrokimia. MNC dipandang sebagai sumber dari limbah beracun dunia (di Amerika Serikat dua pertiga dari limbah beracun berasal dari perusahaan kimia). Karena penebangan kayu gelondong dan penggalian tambang-tambang mereka menyebabkan penggundulan hutan, polusi sungai dan air tanah, mendangkalnya sungai dan penampungan air, dan tentu saja merusak keindahan alam.
Banyak sekali studi telah dilakukan bahwa di samping manfaat yang ditimbulkan oleh MNC, masih lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Ketegangan dengan negara-negara yang didatangi oleh MNC (host country) pun tidak terelakkan, bahkan juga dengan negara asal (home country). Pada banyak kesempatan malah terjadi konflik berkepanjangan. Dalam perkembangannya, MNC tidak hanya masuk dalam hubungan konfliktual dengan negara, tetapi juga dengan organisasi internasional atau International Governemtal Organizations seperti PBB serta International Non-governmental Organizations (dalam bahasa Indonesia lebih dikenal Lembaga Swadaya Masyarakat) yang mencoba untuk meredam sepak terjang MNC itu.
Namun berbagai macam konflik ini tidak menyurutkan MNC untuk terus beroperasi untuk mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Ada dua strategi yang dipakai oleh MNC. Pertama, MNC dapat menggunakan strategi yang dipakai oleh layaknya sebuah kekuatan politik, yaitu ancaman (threat). Jika sederetan syarat yang diminta oleh MNC tidak dipenuhi, maka MNC dapat mengancam akan ke luar dari negara atau wilayah tertentu. Hal ini dapat dilakukan karena MNC dapat memindahkan perusahaannya di tempat mana pun di dunia (foot-loose industries).
Strategi kedua adalah dengan cara korupsi. MNC mengirimkan uang suap kepada pejabat-pejabat pemerintah agar yang bersangkutan mau meloloskan permintaan dan tuntutan MNC. Hal inilah yang telah memicu yang disebut “korupsi global.” Sebuah buku yang diterbitkan oleh Transparency International (TI), Global Corruption Report 2004, mengungkapkan data-data yang mengejutkan tentang korupsi oleh investor asing. Laporan TI tahun 2004 ini memberi ulasan lebih panjang lagi tentang korupsi oleh investor asing. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Control Risks Group pada 50 perusahaan di Inggris, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Singapura, ditemukan bahwa suap-menyuap memang terjadi. Banyak perusahaan lokal kalah bersaing karena suap yang dilakukan oleh investor asing. Perusahaan di Hong Kong dan Singapura merupakan korban yang paling menderita, masing-masing 60 dan 64 persen perusahaan di sana kalah bersaing (Wibowo, 2004).
Untuk mendobrak negara yang “bandel,” terutama negara di Dunia Ketiga, MNC tidak segan-segan meminjam kekuatan dari negara tempat mereka berasal. Sekali lagi, menurut survei yang sama, diperlihatkan bahwa investor asing dari Amerika Serikat dan negara OECD lainnya memperoleh keuntungan lewat “tekanan politik” yang dilakukan oleh negara mereka. Hanya 7,6 persen perusahaan asal AS dan 9,2 persen perusahaan asal negara OECD yang tidak pernah memakai tekanan politik. Selebihnya terbagi antara “beberapa kali,” “secara teratur,” dan “selalu.” Yang beberapa kali melakukan tekanan politik adalah 48,4 persen untuk perusahaan Amerika dan 54,8 persen perusahaan OECD. Berapa kali yang selalu memakai tekanan politik? Ada 6 persen dari perusahaan Amerika dan 2 persen dari perusahan dari negara yang tergabung dalam OECD (ibid.).
Kalau langkah ini semua belum dianggap cukup, maka banyak MNC juga mengambil gebrakan yang lebih besar, yaitu melakukan penetrasi pada organisasi internasional, seperti World Bank, IMF dan WTO. Dua organisasi yang disebut pertama awalnya dirancang sebagai organisasi yang mempunyai misi luhur, menolong negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi. Dalam arti kata tertentu, WTO juga dimaksud untuk meminimalisir sengketa perdagangan. Namun, dalam perkembangannya, organisasi-organisasi ini mengalami perubahan akibat penetrasi MNC. Seperti ditengarai oleh Richard Peet akan adanya “Washington-Wall Street Alliance” (Peet, 2003: 200-223). Kebijakan-kebijakan tiga organisasi ekonomi dunia paling berpengaruh itu pada akhirnya mengabdi kepada kepentingan MNC, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kedigdayaan MNC kini diakui bukan hanya di bidang finansial, tetapi juga dalam bidang politik. MNC telah tumbuh menjadi sebuah kekuatan sendiri di dunia. Oleh John Pilger mereka dinamakan “new rulers of the world” atau penguasa-penguasa baru dunia. Pada jaman lampau masih dapat dibedakan antara penguasa di bidang ekonomi dan penguasa di bidang politik, dan masing-masing mempunyai sistem reward-punishment- nya sendiri. Kini MNC-lah yang mengendalikan dan menetapkan hadiah apa yang patut diperoleh seorang politisi atau sebuah negara, dan hukuman apa yang pantas ditimpakan.
Sumber:
Bakan, Joel, 2004, The Corporation: The Pathological Pursuit of Profit and Power, New York: Free Press.
Carswell, John, 1960, The South Sea Bubble, London: Cresset Press.
Chossudovsky, Michel, 2003, The Globalization of Poverty and the New World Order, Edisi kedua, Ontario, Canada: Global Outlook.
Cohn, Theodore, 2002, Global Political Economy, Theory and Practice Edisi kedua, New York: Longman.
Elliott, Kimberley, ed., 1997, Corruption and Global Economy, Institute for International Economics.
Gabel, Medard dan Henry Bruner, 2003, Global Inc.: An Atlas of the Multinational Corporation.
Gray, John, 2000, False Dawn: The Delusions of Global Capitalism, London: Granta Books, 2000.
Greider, William, 1997, One World, Ready or Not. The Manic Logic of Global Capitalism, New York: Touchstone Book.
International Forum on Globalization, 2001, Globalisasi, Kemiskinan dan Ketimpangan. Terjemahan A. Widyamartaya dan AB Widyanta, Yogyakarta: Cindelaras.
Korten, David, 2001, When Corporations Rule the World, Edisi kedua, San Fransisco: Berret-Koehler.
Nace, Ted, 2003m Gangs of America: The Rise of Corporate Power and the Disabling of Democracy, San Fransisco: Berret-Koehler.
Peet, Richard, 2003, Unholy Trinity: The IMF, World Bank and WTO, London: Zedbooks.
Spero, Joan E. dan Jeffrey A. Hart, 2003, The Politics of International Economic Relations, Wadsworth: Thomson.
Wibowo, I., 2003, “Globalisasi, Kapitalisme Global dan Matinya Demokrasi” dalam Bre Redana, JB Kristanto, Nirwan Ahmad Arsuka, eds., Esei-esei 2003 Bentara, Jakarta: Penerbit Kompas.
___________, 2004, “Demokrasi dan Korupsi Global,” Kompas, 2 Agustus 2004.
Sumber: http://ss-kediri.blogspot.com/2009/02/sejarah-globalisasi-dan-korporasi.html
Tertarik oleh reklame ini saham South Sea Company pun lekas laris keras, bahkan harganya naik enam kali lipat dalam setahun. Tapi apa yang terjadi berikutnya? Harga saham korporasi ini merosot terus dan akhirnya ambruk karena tiba-tiba para pembeli saham menyadari bahwa saham korporasi itu tidak bernilai. Para direktur South Sea Company ternyata punya sedikit sekali pengetahuan tentang Amerika Selatan, dan tak punya koneksi di benua itu. Bukan hanya itu, Raja Spanyol menolak memberi izin korporasi itu untuk berdagang di koloninya.
South Sea Company runtuh pada 1720. Orang-orang terkejut dan panik. Mereka menyerbu kantor korporasi itu dan menembak mati salah seorang direkturnya, John Blunt. Kerumunan orang meneruskan perjalanan ke Westminster, dan raja harus cepat-cepat kembali ke London. Para direktur South Sea Company dipanggil di depan Parlemen, didenda dan dihukum. Pada tahun 1720, Parlemen mengesahkan Bubble Act, yang memutuskan adalah sebuah tindakan kriminal mendirikan sebuah perusahaan yang “presuming to be a corporate body” (Carswell, 1960). Inilah sebuah keputusan bersejarah di Inggris dan di dunia. Mendirikan korporasi dinyatakan sebagai tindakan kriminal!
Tapi 150 tahun kemudian di Amerika Serikat, gudangnya korporasi, terjadi skandal yang identik. Sebuah korporasi besar, Enron, runtuh akibat penipuan dan korupsi. Pemegang saham beserta buruh dan pegawainya juga terhempas tak berdaya, sementara para CEO dan kawan-kawannya kabur dengan mengantongi miliaran dollar. Pemerintah Federal Amerika Serikat mengecam praktik kotor dari Enron itu dan mengeluarkan Sarbanes-Oxley Act pada 2002 untuk mengatur dan mengendalikan gerak korporasi. Hingga tahun 2004, perkara Enron ini masih belum selesai dan orang-orang menengarai bahwa Pemerintah Federal tidak serius menangani kasus yang memalukan negara Paman Sam ini.
Korporasi memang berbeda dari perusahaan biasa yang didirikan oleh sekelompok orang, entah karena hubungan kekerabatan atau karena perkawanan. Dalam korporasi, digabungkan modal dari banyak orang yang tidak kenal satu sama lain, lewat penjualan saham. Di situ dengan jelas dipisahkan antara kepemilikan (ownership) dan pengelolaan (management). Korporasi memang mempunyai keunggulan dibandingkan bentuk perusahaan lain, karena ia mampu menggalang dana yang tak terbatas dari masyarakat. Tidak heran jika “korporasi” menarik banyak pengusaha yang ingin mengadakan ekspansi dalam usahanya.
Dalam sejarahnya, korporasi bukanlah hal yang baru. Ia telah dikenal sejak abad ke-16. Pada 1564, misalnya, didirikan The Company of the Mines Royal, yang dibiayai dengan 24 helai saham yang dijual £1.200 per lembarnya. Pada 1688, di Inggris terdapat 15 korporasi dan jumlah ini terus meningkat pada abad ke-17. Pada tahun 1825, Bubble Act dicabut dan bersama dengan itu bermunculan korporasi dalam jumlah besar. Di Amerika Serikat, setelah memisahkan diri dari Inggris, antara 1781 dan 1790 jumlah korporasi meningkat 10 kali lipat, dari 33 menjadi 328.
Kendati terjadi perkembangan yang sangat pesat, ruang gerak korporasi masih terbatas. Pada umumnya, sampai abad ke-19, korporasi bergerak di bidang pembangunan rel kereta api, sebuah bidang usaha yang amat menjanjikan pada masa itu. Ini terjadi baik di Inggris maupun di Amerika Serikat. Hal ini dapat dimaklumi karena pembangunan rel kereta api membutuhkan modal amat besar yang tidak mungkin dibiayai oleh sekelompok orang saja. Pada akhir abad ke-19, korporasi mengalami mutasi yang luar biasa yang membuatnya semakin perkasa.
Pemicunya adalah persaingan antarnegara bagian di Amerika Serikat. New Jersey dan Delware mengambil langkah dramatis dengan menghilangkan berbagai restriksi pada korporasi. Misalnya, dengan dihapuskannya peraturan yang memerintahkan bisnis harus mempunyai tujuan yang didefiniskan secara sempit, hanya boleh hidup untuk jangka waktu tertentu, dan beroperasi di wilayah tertentu. Hapusnya peraturan ini membuat korporasi seakan mendapat tambahan sayap besar dengan jarak jelajah wilayah yang besar dan waktu yang tidak terbatas. Bukan hanya itu, peraturan yang mengatur merger dan akuisisi juga diperlonggar, sehingga memungkinkan terjadinya monopoli (Bakan, 2004: 13-14).
Gonjang-ganjing “Depresi Besar” (great depression) pada tahun 1930-an mendorong Presiden Franklin D. Roosevelt mengambil tindakan merantai gerak korporasi. Sebelumnya memang telah muncul ketakutan besar di antara rakyat yang menyaksikan sepak-terjang korporasi. Kebijakan New Deal memenuhi aspirasi rakyat Amerika tapi dihujat oleh para pebisnis. Meski demikian kebijakan ini berhasil bertahan selama hampir 50 tahun, sampai sekitar tahun 1980-an ketika Ronald Reagan menempuh kebijakan neoliberal, membiarkan korporasi bebas berkiprah lagi.
***
Perhatian kepada perkembangan korporasi di Inggris dan di Amerika Serikat memang tak terelakkan jika orang ingin mengetahui latar belakang historis pertumbuhan korporasi global karena di dua wilayah bumi inilah korporasi bermula dan kemudian menyebar. Perusahaan-perusahaan Inggris dan Amerika, jauh sebelum mendapat saingan serius dari perusahaan Jerman dan Jepang, berkembang menjadi besar dan kemudian ke luar dari batas wilayahnya untuk menjelma menjadi multinational corporations atau MNC.
Gejala munculnya korporasi yang multinasional ini sebenarnya sudah ada sejak Abad Pertengahan, seperti Bank Medici di Florence pada abad ke-15. Pada abad ke-16 hingga abad ke-18 dikenal adanya perusahaan dagang seperti “East India Company” baik yang berkebangsaan Inggris maupun Belanda, tak ketinggalan “Hudson’s Bay Company.” Mereka beroperasi dalam lingkungan wilayah empire dan menjalankan perdagangan ke seluruh dunia. Bahkan mereka juga giat dalam menjalankan produksi. Namun, kesemuanya itu belum diperhitungkan sebagai MNC dalam arti yang kita punyai sekarang, bukan hanya karena faktor kecepatan, tetapi juga kegiatan perdagangan mereka pada umumnya terbatas pada produk-produk mewah dan merupakan bagian kecil dari kegiatan ekonomi dunia (Held et al., 1999: 239). Sebagaimana dihitung oleh Kuznets (1967), ekspor dunia pada awal abad ke-19 itu hanya menduduki 1-2 persen dari GDP dunia. Kecuali itu dapat dianggap sebagai prototipe dari MNC (MNC di sini dipahami sebagai korporasi yang tidak hanya terlibat dalam perdagangan di seluruh dunia, tetapi juga investasi di tingkat global. Bahkan tidak hanya memiliki kekayaan (asset) di mancanegara, tetapi juga ikut masuk dalam kegiatan yang bersifat value-added di mancanegara. )
Para sejarawan sepakat bahwa MNC dalam arti di atas muncul pada akhir abad ke-19, terutama di bidang pertambangan dan pertanian. Pada masa yang dikenal dengan sebutan “Gold Standard” (1870-an sampai Perang Dunia I), muncul korporasi-korporasi yang mengumpulkan modal di dalam negeri dan menanamkannya di mancanegara. Pada tahun 1914, Inggris sebagai negara yang paling maju pada waktu itu menyumbang 45 persen dari total penanaman modal asing dunia, disusul oleh Amerika Serikat (14 persen), Jerman (14 persen), Prancis (11 persen), Belanda (5 persen) (Cohn, 2002: 325). Umat manusia kemudian terjerumus dalam dua kali perang dunia, dan sekali “depresi besar,” yang menyebabkan kegiatan bisnis internasional amat terganggu.
Tahun 1945 sering dilihat sebagai tahun pembatas, seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II. Setelah tahun ini muncul sebuah percepatan luar biasa dalam kegiatan ekonomi internasional, bertepatan dengan bangkitnya ekonomi di seluruh dunia dalam rangka ke luar dari reruntuhan perang. Kalau pada akhir abad ke-19 Inggris menjadi pemimpin dan pelopor dalam hal MNC, maka pada masa sesudah Perang Dunia II peran itu diambil alih oleh Amerika Serikat. Menurut catatan, pada tahun 1967 perusahaan-perusahaan Amerika menguasai lebih dari separo (53,8 persen) dari total penanaman modal asing dunia (Cohn, 2002: 327). Sebagian besar perusahaan Amerika bergerak di bidang pertambangan dan pertanian, terutama industri minyak.
Keunggulan Amerika Serikat tidak bertahan lama. Jerman dan Jepang yang semula mendapat bantuan dari Amerika Serikat, pada tahun 1960-an mampu bangkit dan menjadi pesaing Amerika Serikat. Kalau pada tahun 1967 Amerika Serikat masih dapat membusungkan dada karena menyumbang lebih dari separo dari aliran saham untuk penanaman modal asing, maka pada tahun-tahun berikutnya angka itu terus menyusut. Pada tahun 1980, misalnya, angka untuk Amerika Serikat turun ke 42,9 persen sementara angka untuk Jepang naik dari 0,5 persen (1960) menjadi 3,7 (1980), demikian pula Jerman dari 0,8 persen (1960) menjadi 8,4 persen (1980) (Cohn, 2003: 327).
Namun perkembangan ini masih dianggap lambat kalau dibandingkan dengan perkembangan pada tahun 1980-an. Angka rata-rata pertumbuhan penanaman modal asing adalah 14 persen per tahun, yang tercepat sejak abad ke-19. Jumlah MNC non-Amerika makin banyak yang menghimpit MNC Amerika. Diukur dengan aliran saham untuk penanaman modal asing, pada akhir tahun 1980-an, MNC Amerika cuma memberi sumbangan sebesar 25,8 persen (Cohn, 2003: 327). Pada akhir tahun 1990-an angka itu lebih kecil lagi menjadi 24,1 persen (ibid.). Memasuki abad ke-21, MNC tidak lagi bermarkas di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang, seperti Mexico, Cile, Brazil, Cina, Korea Selatan, India, Filipina.
Sementara itu ada kenaikan dramatis jumlah MNC di dunia. Pada abad ke-17 ada sekitar 500 MNC (sekurangnya dalam bentuk prototipe), pada abad ke-19 naik menjadi 1.500, memasuki abad ke-20 sudah menjadi 2.500. Pada awal Perang Dunia I (1914) terdapat 3.000, selang 55 tahun kemudian melonjak dua kali lipat menjadi 7.258. Seperti diutarakan di atas, tahun 1980-an adalah tahun suburnya MNC. Pada tahun 1988 tercatat 18.500 MNC, belum sampai 10 tahun angka itu sudah melambung menjadi 59.902. Pada tahun 2000 ada 63.000 MNC. Begitu pula dalam hal jumlah negara yang menjadi asal (home) atau penerima (host) bertambah dari 62 negara pada 1900 menjadi 220 negara pada tahun 2000 (Medard Gabel dan Henry Bruner, 2003: hlm. 3).
Apakah ini berarti bahwa MNC Amerika telah hilang dari panggung dunia? Tidak sama sekali. Pada tahun 2000, dari 500 MNC terbesar 185 di antaranya masih bermarkas di Amerika Serikat, Jepang di tempat kedua dengan 108 MNC, sementara Inggris dan Jerman masing-masing menyumbang 34 MNC dan Prancis 32 MNC (Medard Gabel dan Henry Bruner, 2003: 4-5). Kalau diukur menurut nilai aset yang dikumpulkan, MNC asal Amerika juga masih menduduki papan atas. Laporan dari Business Week (4-11 Agustus, 2003) menyebutkan, delapan dari sepuluh MNC terbesar di dunia bermarkas di Amerika Serikat, yaitu Coca-Cola, Microsoft, IBM, GE, Intel, Disney, McDonald’s, dan Marlboro. Dari seratus merek dunia, 62 di antaranya adalah dari Amerika Serikat.
***
Uraian di atas membeberkan perkembangan MNC menurut ukuran dan menurut wilayah asal usul. Bagaimana dengan perkembangan MNC menurut bidang usaha? Buku Global Inc., yang memetakan MNC di seluruh dunia membagi gerak MNC dalam tiga kelompok besar: (1) Korporasi di bidang industri, (2) Korporasi di bidang teknologi informasi, (3) Korporasi di bidang jasa. Kelompok-kelompok ini masih dapat dirinci lagi.
Korporasi di bidang industri:
Mobil
Minyak dan Petrokimia
Kimia dan Obat-obatan
Konstruksi dan Bahan Konstruksi
Hutan dan Produk Kertas
Perdagangan/konglomerat
Korporasi di bidang teknologi informasi:
Komputer dan elektronika
Piranti lunak dan internet
Telekomunikasi
Korporasi di bidang jasa:
Bank komersial
Pelayanan transportasi dan pos
Pelayanan di bidang hukum
Pelayanan di bidang makanan
Periklanan
Media dan hiburan
Konsultasi dan akuntansi
Retail
Nampak bahwa MNC telah menguasai seluruh bidang kehidupan manusia. Dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan kantor, semua dapat dipenuhi oleh MNC yang pada saat ini berjumlah sekitar 63 ribu. Kalau dirinci, maka makanan, pakaian, perumahan, obat-obatan, bahkan hiburan oleh MNC telah dimasukkan dalam cakupan operasi mereka. Begitu juga kebutuhan transportasi dan komunikasi saat ini tidak mungkin melepaskan diri dari MNC.
Namun, di samping dampak yang ditimbulkan oleh produk MNC, kehadiran MNC sendiri juga menimbulkan dampak, ekonomi, sosial, maupun politik. Sekurang-kurangnya ada tujuh wilayah yang terkena dampak MNC: (1) Gaji dan pekerjaan, (2) Pajak, (3) Teknologi, (4) Modal, (5) Kebudayaan, (6) Lingkungan dan (7) Standardisasi. Di bidang tenaga kerja, misalnya, MNC dan anak perusahaannya diduga mempekerjakan paling sedikit 90 juta orang, bahkan bisa mencapai 200 juta orang jika memperhitungkan mereka yang dipekerjakan secara tidak langsung (Medard Gabel dan Henry Bruner, 2003: hlm. 122). Meskipun diakui bahwa MNC memberi gaji yang tinggi, tempat kerja yang aman dan juga benefit yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan lokal, tapi MNC juga kerap dituduh karena mempekerjakan orang dalam sweatshops, dengan gaji yang sedemikian kecil sehingga eksploitatif.
Ambillah contoh lain, yaitu dampak pada lingkungan. Banyak MNC yang terlibat dalam kegiatan industri yang dapat mencemari lingkungan seperti pertambangan, kehutanan, listrik, dan petrokimia. MNC dipandang sebagai sumber dari limbah beracun dunia (di Amerika Serikat dua pertiga dari limbah beracun berasal dari perusahaan kimia). Karena penebangan kayu gelondong dan penggalian tambang-tambang mereka menyebabkan penggundulan hutan, polusi sungai dan air tanah, mendangkalnya sungai dan penampungan air, dan tentu saja merusak keindahan alam.
Banyak sekali studi telah dilakukan bahwa di samping manfaat yang ditimbulkan oleh MNC, masih lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Ketegangan dengan negara-negara yang didatangi oleh MNC (host country) pun tidak terelakkan, bahkan juga dengan negara asal (home country). Pada banyak kesempatan malah terjadi konflik berkepanjangan. Dalam perkembangannya, MNC tidak hanya masuk dalam hubungan konfliktual dengan negara, tetapi juga dengan organisasi internasional atau International Governemtal Organizations seperti PBB serta International Non-governmental Organizations (dalam bahasa Indonesia lebih dikenal Lembaga Swadaya Masyarakat) yang mencoba untuk meredam sepak terjang MNC itu.
Namun berbagai macam konflik ini tidak menyurutkan MNC untuk terus beroperasi untuk mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Ada dua strategi yang dipakai oleh MNC. Pertama, MNC dapat menggunakan strategi yang dipakai oleh layaknya sebuah kekuatan politik, yaitu ancaman (threat). Jika sederetan syarat yang diminta oleh MNC tidak dipenuhi, maka MNC dapat mengancam akan ke luar dari negara atau wilayah tertentu. Hal ini dapat dilakukan karena MNC dapat memindahkan perusahaannya di tempat mana pun di dunia (foot-loose industries).
Strategi kedua adalah dengan cara korupsi. MNC mengirimkan uang suap kepada pejabat-pejabat pemerintah agar yang bersangkutan mau meloloskan permintaan dan tuntutan MNC. Hal inilah yang telah memicu yang disebut “korupsi global.” Sebuah buku yang diterbitkan oleh Transparency International (TI), Global Corruption Report 2004, mengungkapkan data-data yang mengejutkan tentang korupsi oleh investor asing. Laporan TI tahun 2004 ini memberi ulasan lebih panjang lagi tentang korupsi oleh investor asing. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Control Risks Group pada 50 perusahaan di Inggris, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Singapura, ditemukan bahwa suap-menyuap memang terjadi. Banyak perusahaan lokal kalah bersaing karena suap yang dilakukan oleh investor asing. Perusahaan di Hong Kong dan Singapura merupakan korban yang paling menderita, masing-masing 60 dan 64 persen perusahaan di sana kalah bersaing (Wibowo, 2004).
Untuk mendobrak negara yang “bandel,” terutama negara di Dunia Ketiga, MNC tidak segan-segan meminjam kekuatan dari negara tempat mereka berasal. Sekali lagi, menurut survei yang sama, diperlihatkan bahwa investor asing dari Amerika Serikat dan negara OECD lainnya memperoleh keuntungan lewat “tekanan politik” yang dilakukan oleh negara mereka. Hanya 7,6 persen perusahaan asal AS dan 9,2 persen perusahaan asal negara OECD yang tidak pernah memakai tekanan politik. Selebihnya terbagi antara “beberapa kali,” “secara teratur,” dan “selalu.” Yang beberapa kali melakukan tekanan politik adalah 48,4 persen untuk perusahaan Amerika dan 54,8 persen perusahaan OECD. Berapa kali yang selalu memakai tekanan politik? Ada 6 persen dari perusahaan Amerika dan 2 persen dari perusahan dari negara yang tergabung dalam OECD (ibid.).
Kalau langkah ini semua belum dianggap cukup, maka banyak MNC juga mengambil gebrakan yang lebih besar, yaitu melakukan penetrasi pada organisasi internasional, seperti World Bank, IMF dan WTO. Dua organisasi yang disebut pertama awalnya dirancang sebagai organisasi yang mempunyai misi luhur, menolong negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi. Dalam arti kata tertentu, WTO juga dimaksud untuk meminimalisir sengketa perdagangan. Namun, dalam perkembangannya, organisasi-organisasi ini mengalami perubahan akibat penetrasi MNC. Seperti ditengarai oleh Richard Peet akan adanya “Washington-Wall Street Alliance” (Peet, 2003: 200-223). Kebijakan-kebijakan tiga organisasi ekonomi dunia paling berpengaruh itu pada akhirnya mengabdi kepada kepentingan MNC, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kedigdayaan MNC kini diakui bukan hanya di bidang finansial, tetapi juga dalam bidang politik. MNC telah tumbuh menjadi sebuah kekuatan sendiri di dunia. Oleh John Pilger mereka dinamakan “new rulers of the world” atau penguasa-penguasa baru dunia. Pada jaman lampau masih dapat dibedakan antara penguasa di bidang ekonomi dan penguasa di bidang politik, dan masing-masing mempunyai sistem reward-punishment- nya sendiri. Kini MNC-lah yang mengendalikan dan menetapkan hadiah apa yang patut diperoleh seorang politisi atau sebuah negara, dan hukuman apa yang pantas ditimpakan.
Sumber:
Bakan, Joel, 2004, The Corporation: The Pathological Pursuit of Profit and Power, New York: Free Press.
Carswell, John, 1960, The South Sea Bubble, London: Cresset Press.
Chossudovsky, Michel, 2003, The Globalization of Poverty and the New World Order, Edisi kedua, Ontario, Canada: Global Outlook.
Cohn, Theodore, 2002, Global Political Economy, Theory and Practice Edisi kedua, New York: Longman.
Elliott, Kimberley, ed., 1997, Corruption and Global Economy, Institute for International Economics.
Gabel, Medard dan Henry Bruner, 2003, Global Inc.: An Atlas of the Multinational Corporation.
Gray, John, 2000, False Dawn: The Delusions of Global Capitalism, London: Granta Books, 2000.
Greider, William, 1997, One World, Ready or Not. The Manic Logic of Global Capitalism, New York: Touchstone Book.
International Forum on Globalization, 2001, Globalisasi, Kemiskinan dan Ketimpangan. Terjemahan A. Widyamartaya dan AB Widyanta, Yogyakarta: Cindelaras.
Korten, David, 2001, When Corporations Rule the World, Edisi kedua, San Fransisco: Berret-Koehler.
Nace, Ted, 2003m Gangs of America: The Rise of Corporate Power and the Disabling of Democracy, San Fransisco: Berret-Koehler.
Peet, Richard, 2003, Unholy Trinity: The IMF, World Bank and WTO, London: Zedbooks.
Spero, Joan E. dan Jeffrey A. Hart, 2003, The Politics of International Economic Relations, Wadsworth: Thomson.
Wibowo, I., 2003, “Globalisasi, Kapitalisme Global dan Matinya Demokrasi” dalam Bre Redana, JB Kristanto, Nirwan Ahmad Arsuka, eds., Esei-esei 2003 Bentara, Jakarta: Penerbit Kompas.
___________, 2004, “Demokrasi dan Korupsi Global,” Kompas, 2 Agustus 2004.
Sumber: http://ss-kediri.blogspot.com/2009/02/sejarah-globalisasi-dan-korporasi.html
artikel tentang cara mengatasi jerawat
nama : desy permata sari
npm : 34209893
Wajah cantik dan cakep adalah idaman, bagaimana kalau wajah berjerawat?…oh, betapa sedihnya. Hari ini, saya buatkan artikel khusus untuk mengatasi jerawat. Banyak sekali tulisan mengenai jerawat tapi belum pernah yang sukses membersihkan diri dengan namanya “JERAWAT” ! Untuk mengatasi masalah jerawat tentu harus dari ahlinya. Dan kebetulan saya sudah ber-wawancara dengan dokter umum sekaligus dokter ahlinya kecantikan bagi pria dan wanita. Beliau bernama dr.adibroto , seorang dokter yang bekerja di Madiun hingga kini masih banyak yang ber-konsultasi dengannya. Dan saya menyiapkan artikel ini untuk anda asli dari saya hasil wawancara/konsultasi dari ahlinya, bukan dari karya copy paste. Ingin menghilangkan jerawat? ikuti artikel berikut ini !Apakah jerawat itu ? Ya, jerawat adalah semacam penyakit kulit , karena kondisi kulit yang tidak seimbang hormonnya, akibatnya terbentuklah penebalan pada permukaan kulit dan menutupi pori – pori wajah yang berupa bintik besar yang tidak sedap dipandang.
Ada Berbagai banyak jenis jerawat, timbulnya jerawat utamanya pada jenis kulit yang berminyak, dengan ciri2 sebagai berikut :
1. Cegah kulit anda jangan sampai menambah jerawat yg sudah ada. Apabila berjerawat :
4. Konsumsilah air, minimal setengah dari berat anda. Wow, memang sebanyak itulah yang dibutuhkan, Air bukanlah menghilangkan jerawat tapi untuk membantu kulit anda tetap sehat dan bebas jerawat.
5. infeksi. Apabila ada di kulit wajah anda, gunakan antibiotika. Harus menggunakan resep dokter, pakailah yang generik, dari golongan jenis doxsacyclin 50 mg per hariatau golongan clindamycin300 mg sekali sehariatau obat olesyg khususiunfeksi (gunakan clindamycyn dalam bentuk gel,atau golongan erytromycin (AKNEMYCIN SOL( R).ERYMED SOL (R),ERYDerm(r),mungkin bisa dibeli tanpa resap dokter
6. pori pori yg besar,kencangkan pori pori itu karena akan mengurangi produksi minyak secara berlebih yg menjadi penyebab jerawat. Kalau pori anda besar akan sangat mengganggu, saya menyediakan produk untuk mengencangkan kulit dan mengecilkan pori pori (produk terbatas)
7. konsumsi vitamin yg mengandung tembaga dan mangan setiap hariserta zeng yg merupakan zat efektif dalam perawatan jerawat yg juga merupakan proses penyembuhanjaringan& membantu mencegahnya timbulnya bekas luka. MULTIVITAMIN yg tersedia di APOTEK (ZEGAVIT(R).bECOM ZET (R).Benovit M,VIDAYLIN M dan masih banyak lagi.pemakaian obat sekali sehari
8.kurangi diet lemak,pasti anda tau yg dimaksud lemak, jenis masakan yg berlemak mis daging2an.kacang juga kurangi konsumsi gula,waspadalah terhadap makanan ringan/cemilan.
9.Hindari make up berlebih,mulai penggunaan alas bedak/hindari .gunakan make up berbahan dasar air & cukup gunakan bedak tabur saja.
10.Hindari sinar matahari ; pakailah lotion penahan sinar matahari dipakai saat kita berada dilar rumah, utamanya siang hari. Gunakan Sun Block SPF dIATAS 20.
11 Hindari memencet jerewat
12 Kurangi stres
13 Kurangi menyentuh wajah
14 Hindari penggunaan strip pembuka pori pori
15 Jangan terlalu sering FACIAL …INGAT IRITASI!!
ANDA BOLEH MENCOBA SEMUA LANGKAH PENGOBATAN YG BISA ANDA LAKUKANSENDIRI,SELAMA LANGKAH LANGKAH TIDAK MENIMBULKAN EFEK YG MERUGIKAN BAGI ANDA !!
SELAMAT MENJADI CANTIK KEMBALI………
*kutipan dari :http://www.untukku.com/artikel-untukku/cara-jitu-mengatasi-jerawat-spesial-news-untukku.html
npm : 34209893
Wajah cantik dan cakep adalah idaman, bagaimana kalau wajah berjerawat?…oh, betapa sedihnya. Hari ini, saya buatkan artikel khusus untuk mengatasi jerawat. Banyak sekali tulisan mengenai jerawat tapi belum pernah yang sukses membersihkan diri dengan namanya “JERAWAT” ! Untuk mengatasi masalah jerawat tentu harus dari ahlinya. Dan kebetulan saya sudah ber-wawancara dengan dokter umum sekaligus dokter ahlinya kecantikan bagi pria dan wanita. Beliau bernama dr.adibroto , seorang dokter yang bekerja di Madiun hingga kini masih banyak yang ber-konsultasi dengannya. Dan saya menyiapkan artikel ini untuk anda asli dari saya hasil wawancara/konsultasi dari ahlinya, bukan dari karya copy paste. Ingin menghilangkan jerawat? ikuti artikel berikut ini !Apakah jerawat itu ? Ya, jerawat adalah semacam penyakit kulit , karena kondisi kulit yang tidak seimbang hormonnya, akibatnya terbentuklah penebalan pada permukaan kulit dan menutupi pori – pori wajah yang berupa bintik besar yang tidak sedap dipandang.
Ada Berbagai banyak jenis jerawat, timbulnya jerawat utamanya pada jenis kulit yang berminyak, dengan ciri2 sebagai berikut :
- Kulit menghasilkan minyak berlebih ( bisa mengkilat )
- Pori – Pori melebar dan permukaan kulit tampak kasar.
- Kulit cenderung bernoda hitam, berbintik – bintik dan berjerawat.
1. Cegah kulit anda jangan sampai menambah jerawat yg sudah ada. Apabila berjerawat :
- Cegah jangan sampai terjadi iritasi, karena akibat penggunaan salep jerawat secara berlebihan.
- Basuh wajah anda 2-3 kali sehari. Pertahankan kadar ph wajah anda. Cara membasuh wajah pun jangan terlalu sering menggosok wajah anda terlalu keras. Misalnya dengan handuk / tisu. Basuhlah wajah anda dengan lembut, ingat jerawat karena pasti ada iritasi kulit.
- Gunakan cleansing cair ( bukan cleansing milk )
- Carilah di apotek terdekat, tanyakan apakah tersedia cleansing kulit berjerawat ( Kalau kesulitan, saya menyediakan cleansing jerawat + kompres dengan harga murah belum termasuk ongkos kirim, kirim email ke saya adityalaxs@in.com ) atau produk jadi di apotik yg mengandung AHA (alphahidroxyacid) misalnya exfoliac cleansing foom ve with AHA. Saya menyediakannya bagi anda yg minat.
- Gunakan obat jerawat dalam bentuk cair/lotion. Dipakai malam hari saja. (juga saya menyediakan) dan sabun jerawat khusus (saya menyediakan juga). Produk jadi yg di apotik misalnya Banzolac jeli, Benzolac CL, Notace dan lainnya.
- Membersihkan wajah dua kali sehari, kalau anda mempunyai cleansing milk, dalam penggunaanya encerkan dahulu dengan air.
4. Konsumsilah air, minimal setengah dari berat anda. Wow, memang sebanyak itulah yang dibutuhkan, Air bukanlah menghilangkan jerawat tapi untuk membantu kulit anda tetap sehat dan bebas jerawat.
5. infeksi. Apabila ada di kulit wajah anda, gunakan antibiotika. Harus menggunakan resep dokter, pakailah yang generik, dari golongan jenis doxsacyclin 50 mg per hariatau golongan clindamycin300 mg sekali sehariatau obat olesyg khususiunfeksi (gunakan clindamycyn dalam bentuk gel,atau golongan erytromycin (AKNEMYCIN SOL( R).ERYMED SOL (R),ERYDerm(r),mungkin bisa dibeli tanpa resap dokter
6. pori pori yg besar,kencangkan pori pori itu karena akan mengurangi produksi minyak secara berlebih yg menjadi penyebab jerawat. Kalau pori anda besar akan sangat mengganggu, saya menyediakan produk untuk mengencangkan kulit dan mengecilkan pori pori (produk terbatas)
7. konsumsi vitamin yg mengandung tembaga dan mangan setiap hariserta zeng yg merupakan zat efektif dalam perawatan jerawat yg juga merupakan proses penyembuhanjaringan& membantu mencegahnya timbulnya bekas luka. MULTIVITAMIN yg tersedia di APOTEK (ZEGAVIT(R).bECOM ZET (R).Benovit M,VIDAYLIN M dan masih banyak lagi.pemakaian obat sekali sehari
8.kurangi diet lemak,pasti anda tau yg dimaksud lemak, jenis masakan yg berlemak mis daging2an.kacang juga kurangi konsumsi gula,waspadalah terhadap makanan ringan/cemilan.
9.Hindari make up berlebih,mulai penggunaan alas bedak/hindari .gunakan make up berbahan dasar air & cukup gunakan bedak tabur saja.
10.Hindari sinar matahari ; pakailah lotion penahan sinar matahari dipakai saat kita berada dilar rumah, utamanya siang hari. Gunakan Sun Block SPF dIATAS 20.
11 Hindari memencet jerewat
12 Kurangi stres
13 Kurangi menyentuh wajah
14 Hindari penggunaan strip pembuka pori pori
15 Jangan terlalu sering FACIAL …INGAT IRITASI!!
ANDA BOLEH MENCOBA SEMUA LANGKAH PENGOBATAN YG BISA ANDA LAKUKANSENDIRI,SELAMA LANGKAH LANGKAH TIDAK MENIMBULKAN EFEK YG MERUGIKAN BAGI ANDA !!
SELAMAT MENJADI CANTIK KEMBALI………
*kutipan dari :http://www.untukku.com/artikel-untukku/cara-jitu-mengatasi-jerawat-spesial-news-untukku.html
desy permata sari (34209893) artikel komunikasi bisnis
nama : desy permata sari
npm : 34209893
kelas : 2dd04
tugas
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal.Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
seperti yang kita ketahui bersama jika komunikasi merupakan elemen terpenting yang diberikan tuhan kepada manusia, karena dengan komunikasi kita menjadi mahluk hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa sosial yang menjadi harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia
Selain komunikasi ada juga faktor penting yang harus kita lakukan, yaitu bisnis, yah bisnis, karena dengan bisnis kita bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat hidup kita sebagai manusia.Jika komunikasi adalah elemen yang membedakan kita sebagai makhluk hidup dengan benda, bisnis juga merupakan elemen penting yang tidak hanya membedakan kita dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai manusia dengan hewan (walaupun saya tidak tau juga apakah hewan menjalankan roda bisnis, karena yang saya tau hewan sangat patuh pada hukum rimbanya ).
Nah, jika kita gabungkan dua kekuatan elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai penyatuan keduanya ini
namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini????
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi.
Biasanya komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat, keras, formal, terstatndar dan tanpa toleransi.
npm : 34209893
kelas : 2dd04
tugas
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal.Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
- Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
- Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan komunikan.
- Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya
- Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan
- Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan
- Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen
seperti yang kita ketahui bersama jika komunikasi merupakan elemen terpenting yang diberikan tuhan kepada manusia, karena dengan komunikasi kita menjadi mahluk hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa sosial yang menjadi harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia
Selain komunikasi ada juga faktor penting yang harus kita lakukan, yaitu bisnis, yah bisnis, karena dengan bisnis kita bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat hidup kita sebagai manusia.Jika komunikasi adalah elemen yang membedakan kita sebagai makhluk hidup dengan benda, bisnis juga merupakan elemen penting yang tidak hanya membedakan kita dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai manusia dengan hewan (walaupun saya tidak tau juga apakah hewan menjalankan roda bisnis, karena yang saya tau hewan sangat patuh pada hukum rimbanya ).
Nah, jika kita gabungkan dua kekuatan elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai penyatuan keduanya ini
namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini????
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi.
Biasanya komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat, keras, formal, terstatndar dan tanpa toleransi.
Langganan:
Postingan (Atom)